Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semarangenensis - Sayembara Lumayanan - Episode Perdana

Semarangenensis

Oleh: Febrian Peppy


/1/
Suatu pagi di Bandara Ahmad Yani
Teriring salam dan rindu yang sempat terhalangi
Kisahku laksana bandara pagi ini
Singgasana untuk bertemu kemudian pergi

Teriring fajar yang terus meninggi
Dan aku yang masih saja berdiri disini
Selayaknya mimpi-mimpi di tahun ini
Perlahan memudar menjadi bait-bait puisi

Terima kasih untuk segala memori,
Untuk cerita yang berujung spasi

/2/
Jika kisahku adalah ombak yang terus menderu
Menyingkap suka dan duka dari balik tatapanmu
Maka aku adalah bayang yang berpendar hitam,
Dan engkau adalah nyala yang hampir tenggelam

Sore itu senja terasa lebih mencekam
Ia hadirkan jinggi dalam temaram yang paling suram,
Menghempaskan rindu yang tak kunjung padam

Dalam dekap gemuruh itu,
Aku terbias gulita yang muncul dari sela jarimu
Nampak ssenja mulai menjauhiku
Perlahan ia berpaling dan yang tersisa hanya pangling


Sebermula adalah Rengeng-rengeng

Ide sayembara ini terlintas begitu saja, melihat pergerakan grup whatsap yang perlu dioptimalkan jika hanya sekadar guyon waton tur saru yang sering saya lontarkan atau sedulur lainnya.

Dengan adanya sayembara ini, kami ingin mengajak semua berinteraksi, baik tua maupun muda. Sekat menjadi kentara ketika obrolan didominasi oleh orang-orang itu saja, diskusi menjadi dominasi orang-orang tua, akan tetapi semua bisa muncul ketika ada berita lelayu ataupun berita gembira.

Sayembara ini ingin bernasib seperti berita lelayu dan berita gembira. Menjadi wahana berekspresi, bertukar gagasan, ataupun hanya sekadar berlatih menulis. Dengan sayembara ini, kami juga berlatih bagaimana mengapresiasi sebuah karya hingga menjadikannya buku (untuk kalangan sendiri kkkk)

Selamat menyelami karya-karya puisi dari sedulur-sedulur kita, sampai jumpa pada sayembara selanjutnya.


Salam Penuh Cinta

Akar Banir, 2019

Posting Komentar untuk "Semarangenensis - Sayembara Lumayanan - Episode Perdana"